Selasa, 20 Januari 2015

Tepat setahun di kota istimewa (Artikel)



Tepat setahun di kota istimewa

Hari ini tepat 20 januari 2015, satu tahun yang lalu (20 januari 2014) hari dimana aku nekat merantau ke kota istimewa ini, sudah tau kan kota istimewa itu mana? Norak banget kalo gak tau sama ini kota. Istilah lain dari kota ini adalah kota pelajar, udah tau? Sumpah kalau sampe belum tau parah banget. Yaudah kalo gak tau aku kasih tau. Ini adalah satu-satunya kota yang di pimpim oleh seorang raja yatu sultan hamengkubuono.
Sebelum aku lulus smk ,aku memang sudah ada rencana buat ngelanjutin disini, entah kerja ataupun kuliah, tapi karena waktu itu aku gak ada minat buat kuliah jadi setelah lulus aku sibuk bekerja dengan berbagai macam pekerjaan. Mulai dari kerja di pabrik sarung, di situ aku bangga banget karena aku berfikir selain dapat gaji kerja d pabrik sarung itu juga pahalanya gede, gimana gak gede coba? Sarung kan fungsinya untuk ibadah, jadi buat para pembuat sarung sudah pasti mendapat pahala yang gede banget, coba kalo kalian kerja di pabrik kondom?, waktu itu kondom itu identik dengan perbuatan zina, coba apa yang di dapat oleh para pekerja pabrik kondom? Dan dosa ? ya kan?
Nah pabrik sarung aku hanya 3 bulan, kemudian aku ketrima jad super travel, nah dari situlah ketertarikan aku dengan kota jogja mulai memuncak, karena aku mengantar orang dari jogja menuju pekalongan dan sebaliknya. Ya seperti biasa sebelum kerja itu pasti ada yang namanya training ,sumpah suata ketika sedang training itu lebih horor dari pada suasana ujian nasinal, mana orang yang mentraining aku itu galak. Dikit-dikit marah, padahal masih di jalan kalau nabrak kan gak lucu.
Dari pengalaman aku kurang lebih 5 bulan jadi supir travel ada banyak cerita asyik, mulai dari nyasar, rasa ngantuk yang tidak tertahankan, sampai nabrak tukang becak. Tapi ada satu kejadian yang tidak pernah aku lupain sampai sekarang yaitu ketika waktu itu aku mengantar penumpang dari pekalongan mennuju jogja, waktu itu berangkat dari pekalongan habis mahriban, jadi jika dihitung kemungkinan sampa jogja jam 12 malam. Dari 5 penumpang ada satu penumpang yang hampir saja merenggut kehormatanku, cie elah kehormatan, maksudnya keperjakaanku, emang masih pekerja? Masih lah !!!.
Gini nih ceritanya. Sebut saja penumpang itu si sinta, dia itu berdandang menor, bedaknya tebel lebih tebel dari tepung yang menempel pada tempe mendoan. Terus pakaian yang ia kenakan itu celana pendek ketat, atasannya bolong-bolong. Aku si juga kaget pada saat pertama liatnya, itu baju abis dimakan tikus kok masih di pake ya (bicara dalam hati). Setelah penumpang lain sudah turun aku bertanya pada si sinta itu. Mbak mbak kemana ini (aku bertanya sambil menoleh ke si sinta ?, ke malioboro pak. Buset masih 18 tahun gini di panggil pak (sambil nelen ludah). Tak lama kemudian aku menuju ke jalan malioboro. Tepat pukul 12 lebih 45 sampailah di jalan malioboro. Sesampainya di sana aku berhentikan mobil.
Mbak ini sudah sampai malioboro (manggil sambil memandang si sinta)
Iya pak bentar ya? (jawab si sinta sambil membereskan barang bawaannya)
   
SI SINTA




Lama aku menunggu di luar mobil, kok lama sekali ya. Akhirnya saya masuk kemobil lagi untuk melihat si sinta kenapa belum keluar juga. Kaget tak karuan saya melihat si sinta telanjang di dalam mobil dan langsung merangkulku dari belakang.
Itu leherku di rangkul dengan tangan halusnya. Aku pejamkan mata sambil mencoba memberontak tapi apa daya badan si sinta lebih gede. Sampai akhirnya si sinta berbisik di telinga aku.
Pak supir, maaf ya gak pemanasan dulu, ini saya gak punya uang buat bayar,jadi sebagai penggantinya saya kasih gratisan buat bapak.
Lepasin mbak, tolong mbak (aku berteriak sambil meronta-ronta)
Gapapa pak, ini gratis kok (jawab si sinta sambil membelai dadaku)
Udah mbak ,gratis, gratis gratis (aku sudah sesak nafas karena pelukan agresifnya)
Serius pak? (jawab si sinta )
Iya mbak , sumpah gratis gausah bayar

JALAN MALIOBORO


              
  Sumpah itu kejadian lebih melelahkan dari pada joging dari pekalongan ke jogja. Tak setelah kejadian itu, si sintapun langsung ke kursi belakang dan memakai bajunya kembali. Setelah aku fikir semua sudah berakhir tiba-tiba dari belakang si sinta nyium pipi aku terus bilang “bapak ganteng” .
Dengan bekas ciuman si sinta yang masih membekas di pipi, aku langsung tancap gas nyari pom bensin, bukan mau beli bensin sih, tapi mau mandi wajib.


Keesokan harinya aku memutuskan untuk keluar dari pekerjaan itu. Dan dengan uang yang masih tersisa aku milih untuk nyari kos di kota jogja . Dan setelah hampir setengah bulan nganggur aku coba nyari kerjaan lagi. Setelah ngirim lamaran kemana-mana akhirnya saya dapat panggilan dari dua tempat kerjaan, yaitu warung makan dan warnet. Setelah aku pikir-pikir akupun lebih milih jadi penjaga warnet, karena aku berfikir kalau jadi penjaga warnet itu enak, bisa sambil browsing, youtube an dan ngegame gratis . tak setelah sehari bekerja itu dugaan aku terbantahkan, ternyata jaga warnet disini itu di awasi oleh cctv, aku sampai heran ini warnet apa penajara sih . sehari dua hari berjalan begitu lambat, apalagi kalau harus jaga malam sampai pagi hari itu rasanya pingin keluar saja dari pekerjaan ini, bukannya apa apa, ya copi tiga gelaspun gak mempan buat nahan rasa kantuk. Tapi dengan bekerja sebagai penjaga warnet itu aku banyak mendapat pelajaran baru. Ternyata warnet disini selain untuk browsing dan ngegame ada fungsi lain, yaitu sebagai hotel. Iya hotel, bayangin aja waktu itu ada satu geromolan orang timur, berkulit hitam, berambut gimbal. Itu hampir setiap hari mereka selalu ngeboking salah satu tempat di warnet. Dan yang membuat aku terkejut itu mereka di warnet dari jam 11 malam sampai jam 7 pagi, coba di logika 8 jam di dalam warnet rasanya kaya apa? Tapi setelah aku selidiki ternyata mereka itu menjadikan warnet sebagai hotel, ya di warnet mereka itu hanya tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar