Gurita Istana
Hay Bung
Pertanyaan demi pertanyaan kau jawab
Dengan segala pola pikir intelektual
Tindakan demi tindakan kau tampakan
Demi nama baik yang membusuk
Kebijakan demi kebijakan kau resmikan
Atas tuntutan yang menekan fikiran
Bagai gurita yang berotak kecil
Dengan segala senjata tersembunyinya
Mulai dari tinta pembuat buta
Sampai perekat pengungdang masa
Kau gunakan semuanya dengan sengaja
Penutup kebodohan berfikir dalam fikiran
Hay Bung
Tangan kananmu yang busuk
Bersembunyi bersama kesalahan masa lalunya
Bekerja dari jauh sebagai remot control
Lalu kenapa kau menjadi wayang
Disaat seorang janda yang menjadi dalang
Lima tahun semakin menyempit
Sorotan mata kian menajam
Meski kesibukan kau jadikan rutinitas
Tapi ketika ketidak adilan menguat
Title bangsat harus siap kau sandang
Ketika kemakmuran semakin tergerus
Disaat harapan sudah sampai ke langsit
Maka pendusta adalah panggilan paling mulia
Hay Bung
Tetaplah kuat atas mandat
Bersama pembantu baru itu
Masa depan baik tetaplah tujuan
Walau anak TK terbelah menjadi dua kubu
Tetaplah fokus dengan segala rencana
Waktu akan menjawab semuanya
Mana yang buruk rupa
Dan mana pula yang berhati mulia
Karena bau busuk pasti akan tercium
Walau dalam wewangian bungan istana.
Kota istimewa, 5 november 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar