Selasa, 20 Januari 2015

Buah jatuh tak jauh dari pohonya, itu salah !!!




Assalamualaikum Wr.Wb
                Selamat datang di blogku yang sederhana ini, ya karena emang besiku bukan pada komputer. Waktu SMK aku masuk di jurusan Perbankan Syariah. Owhya tulisan kali ini aku awali dengan bacaan bismilah agar kalian percaya kalau kadar keislaman aku sedang meningkat karena apa? Kasih tau gak ya?. Udah gak usah mewek, ni aku kasih tau penyebabnya.
                Mungkin kalian tidak akan percaya dengan ceritaku ini, begini nih ceritanya. Walaupun aku anak guru, ya bapak aku itu guru di sebuah sekolah dasar di desaku. Tapi mugnkin pepatah yang mengatakan buah jatuh tak jauh dari pohonya itu salah, karena itu gak berlaku di antara aku dan bapaku. Selain bapaku itu imam mushola beliau memang tokoh masyarakat. Nah disinilah mulai timbul tanda tanya?, bagaimanakah dengan anaknya?
                Aku sebagai satu-satunya anak laki-laki di keluarga karena kakak saya cwe dan adeku juga cwe jadi sudah pasti aku jadi tumpuhan agar kelak aku bisa menggantikan peran orang tua di masyarakat. Tapi sepertinya buah itu jatuh sangat jauh dari pohonnya, mungkin karena kebiasaanku yang setiap bulan puasa suka nyolong mangga di kampung sebelah kali ya, jadi buah mangga yang seharusnya jatuh d bawah pohon itu justru jatuh di perutku. Ya hampir setiap bulan puasa aku sama temen kampungku sebelum waktu sahur pasti kami akan berjalan keliling dari satu kampung ke kampung lainnya, kalau di kampungku si istilahnya “tong tong prek”. Ada yang bawa panci, ada yang bawa botol sirup dan lain lain. Nah kemudian ketika di tengah-tengah perjalanan kami melihat buah mangga yang bergelantungan di situlah bakat kami dalam lempar lembing mulai kami tunjukan. Tapi kali ini kami lebih sering menggunakan batu-batu kecil di sekitar jalan untuk melempari itu mangga agar berjatuhan.
                Next... lanjut ya tentang kehidupan SMK aku. Sebenarnya aku si sudah ketrima d SMK lain bersama temen-temen SMPku dulu tapi karena bapaku menitipkanku di SMK ini sama temenya jadi ya aku sebaga anak nurut. Katanya bapak si biar kalau ngawasin aku gampang. Namun bukannya gampang semua malah ancur. Dari mulai hobbyku yang masuk ruang BK, ketahuan corat coret tembok gedung baru yang menyebabkan aku di panggil kepala sekolah sampai kebiasaanku yang sering bolos sekolah dan lebih memilih perg ke perpustakaan kota yang tak jauh dari sekolahku itu. Dari hal itulah menjadikan peringkatku di kelas selalu di posisi paling bawah. Dan satu kejadian yang tidak aku inginkan akhirnya datang. Karena sebagai siswa SMK pasti akan ada kegiatan magang. Nah ketika aku magang di sebuah koperasi, lagi-lagi aku berulah. Yang seharusnya berangkat jam 7 aku masuk jam 9. Akhirnya aku di tarik dari tempat magang itu dan di pindah di bank mini yang ada di sekolahanku. Dari kejadian itulah hubungan aku dan bapak mulai merenggang, kita cuek-cuekan, diem-dieman, aku sms gak di bales, aku telvon gak di angkat. Owhya memang bapaku gak punya HP.
                Tapi kini semuanya berubah, semua berawal dari ajakan temenku yang nyuruh aku agar melanjutkan kuliah. Karena setelah lulus dari SMK aku cuti 1 tahun karena lebih memilih kerja. Dari tabunganku selama 1 tahun itulah akhirnya aku memilih ke jogja. Dan aku mengikuti SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Sebenarnya sih aku sidah ketrima di kampus swasta, namun karena pamanku yang kebetulan juga kuliah di situ akhirnya akupun mengikuti sarannya. Aku ikut seleksi tertulis itu dengan modal raport merahku sewaktu SMK, bayangkan gimana bisa bocah bodo masuk perguruan tinggi negeri. Akupun mengikuti ujian tertulis itu dengan seadanya. Aku berangkat telat tidak membawa alas untuk mengerjakan soal ujian, jangankan alas pensil aja aku gak bawa, karena aku memang pesimis. Di dalam ruangan itu ada semuanya memakai seragam Osis dan aku satu-satunya yang memakai kemeja. Ya aku itu di dalam ruangan seperti pengawas ujian tapi aku malah jadi peserta. Akhirnya aku di pinjemi pensil sama pengawas dan tanpa melihat soal ujian yang di berikan aku mengerjakan soal itu satu persatu. Ya sekalipun aku ngelihat satu-perstu itu lembaran soal, aku gak bakal paham. Dulu aku ujian nasional aja di kerjakan temen di depanku apalagi soal ujian ini.
Tak butuh waktu lama , akupun keluar paling cepat dari ruangan itu, gengsi dong masak lulusan tahun 2013 kalah sama lulusan tahun 2014. Hanya butuh setengah jam untuk aku dapat menyelesaikan soal ABC’an itu. Padahal waktu itu di kasih waktu 1 jam 30 menit untuk menyelesaikan semua soal itu. Aku sih berfikir soal ABC’an itu seperti kehidupan ini, di situ sudah di kasih jawaban, tinggal kitanya aja mau memilih yang apa. Ya kaya kata pepatah bahwa hidup itu sebuah pilihan.
                Setelah satu bulan berjalan, akhirnya hasilnyapun bisa dilihat hari ini. Dan yang membuat aku menjerit di dalam warnet. Ya karena waktu itu aku melihat hasilnya di warnet. Di situ muncul tulisan “selamat anda di terima di UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA”
Awalnya si gak percaya, setelah aku liat-liat lagi ternyata bener disitu tertera namaku. Walaupun aku di terima di pilihan 2 dari 3 pilihan tapi tak apalah.
                Beberapa hari kemudian aku konfirmasi ke kampus itu, ternyata aku masuk di fakultas Syariah dan Hukum. Dan yang membuat aku semakin gak percaya. Ternyata dalam seleksi itu dari 40ribuan siswa yang mendaftar di kampus ini hanya ada sekitar 600’an siswa yang ketrima dan dari 600’an siswa yang ketrima itu terselip sosok bocah nakal yang bermodalkan raport merahnya, itulah aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar