Wahai kawan
Wajah lugas yang kau pasang
Berjalan paling depan dalam demonstrasi
Berdiri tegak berlagak tegas
Bersuara lantang menentang kebijakan
Kau cerdik dalam berkicau
Kritikan kreatifmu mampu menghasut masa
Namun sayang semua itu tanpa solusi
Padahal apalah arti kritik jika tanpa saran
Bersama kericuhan yang terus terjadi
Citra burukpun jadi title baru yang
tersandang
Perasaan yang digunakan terlalu berlebihan
Sehingga logika fikiranpun terkalahkan
Orasi yang dibungkus dalam semangat
perubahan
Membuat perbaikan diri menjadi terabaikan
Pengeras suara yang menjadi saksi bisu
Atas sesuatu pemikiran yang dijadikan
keyakinan
Bahwa masalah bisa diselesaikan dengan
bersuara
Dilematikapun datang atas suatu kata-kata
mutiara
Bahwa satu contoh itu lebih baik dari pada
sejuta nasehat
Wahai kawan
Harapanmu sangatlah mulia
Membangun bangsa menjadi lebih indah
Niatmu sangatlah menarik
Membantu rakyat yang semakin tercekik
Tujuanmu sungguh mengasyikan
Membela mereka yang menerima ketidakadilan
Jargonmu cukuplah memikat
Menyuarakan hak-hak rakyat
Tapi tong sampah yang kosong itu nyaring
bunyinya
Ketika tong sampah itu dipukul dengan
kuatnya
Suara keraspun akan terdengar menggema
Tapi apakah fungsi tong sampah untuk
dipukul
Bukankah tong sampah berfungsi untuk
menampung
Wadah berbagai obyek yang nantinya dapat di
olah kembali
Walaupun sebagian orang mengira sampah itu
obyek tak guna
Tapi bagi segelintir orang sampah di olah
menjadi lembaran uang
Sesuatu yang tidak terfikirkan oleh mereka
yang membuangnya
@AhmadAriefuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar