Jumat, 16 Januari 2015

Cinta yang terbentur intelektualitas (Puisi)







Cinta yang terbentur intelektualitas

Tatkala sang bulan menyinari bumi dengan cahaya malam
Semua itu hanyalah ilusi jika tanpa sang matahari
Ketika cinta tulus yang terus memberi inspirasi
Namun tak mampu untuk ku sampaikan
Kecerdasaan yang memeluk ragamu
Mengecilkan rasa berani untuk mengungkapkan

Cinta ini memang membuat imajinasi semakin meninggi
Namun di satu sisi kitapun tak bisa untuk bersatu
Dari mulai dulu ketika kebersamaan jadi kebiasaan
Sampai akhirnya jarak memisahkan kita untuk bertatapan
Kita mungkin di dalam satu pijakan yang sama
Namun rasa cinta  agaknya sudah mulai berbeda
Kita mungkin dalam satu langit yang sama
Tapi bersatunya kita di masa depan mungkin hanya mimpi

Doa memang selalu terpanjatkan
Dengan air mata tanda ketulusan
Namun komunikasi yang semakin jarang
Itu menjadi beban hati dan fikiran
Kita mungkinpernah di dalam satu meja yang sama
Saling memandang dengan perasaan bahagia
Kita mungkin pernah berjabat tangan
Menyalurkan rasa cinta yang tak tertahankan
Namun sekarang semua telah usai
Dan kita menjalani di kehidupan masing-masing
Kitapun memilih pasangan masing-masing
Akankah kita sadar atas perbadaan yang ironi ini
Kebodohan akademik yang bersarang di ragaku
Dan kecerdasanmu yang kian membanggakan
Itulah perbedaan utama di antara kita

Satu pesan yang tak akan aku lupakan
Ilmu yang mampu meninggikan derajat seseorang
Moto hidup yang terucap dari pertemuan penting
Entah semua telah berakhir atau masih berjalan
Namun impian bersatu di masa depan
Mungkin telah terkubur oleh perbedaan intelektualitas.


Ahmad Ariefuddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar