Jumat, 16 Januari 2015

Tentang "Cinta yang terbentur intelektualitas"

       Cerita ini memang saya ambil dari kisah nyata, ya walaupun tak berakhir dengan happy ending tapi dalam perjalanannya ada beberapa kisah yang mungkin bisa menginspirasi bagi kita semua terutama para pejuang cinta. ya sebut saja angga, ia adalah remaja yang pendiam namun dalam setiap tindakannya memang tak jarang melanggar aturan-aturan di mana ia menuntut ilmu. jad tak heran jika ia sering mendapat hukuman dari para guru. tak cukup di dalam sekolahnya , di luar sekolahpun ia menjadi remaja yang tidak terkontrol, dari mulai sering minum-minuman keras, balapan liar hingga terbelenggu dengan obat-obatan. dan jika di telusuri ke keluarganya, ayah si angga adalah seorang guru, dan bukan hanya guru namun ayah si angga juga seorang tokoh masyarakat yang terkemuka di desa tempat angga dilahirkan. namun karena semenjak SMK si angga memilih untuk kos yang tak jauh dari tempat ia menuntut ilmu, akhirnya membuat ia terjebak dalam lingkungan yang tak di inginkan sang ayah.


    satu persatu kenakalan-kenakalan terus ia lakukan, sampai akhirnya sang ayah mengetahui dengan ketidak beresan yang terjadi pada anaknya, dari mulai nilai akademiknya yang jelek sampai pada suatu saat sang ayah mendapat surat panggilan dari sekolah karena si angga telah melakukan suatu hal yang melanggar aturan sekolah. dari situlah awal perpecahan antara si angga dan ayahnya.
    di setiap angga pulang ke rumah, sang ayah selalu diam dan acuh kepada si angga. namun itu tak menghentikan kenakalan si angga, justru kenakalannya semakin menjadi-jadi, sampai akhirnya pada suatu hari ia melihat ibunya menangis karena melihat kenakalannya. melihat kejadian itu si angga mulai berfikir-fikir dalam setiap tindakan yang akan ia lakukan.
   dan ketika prestasi akademiknya terus memburuk dan posisi ia di kelaspun sering di peringkat paling bawah membuat ia sangat di kenal di kelasnya. dari situlah ia mulai berfikir untuk berubah dan di saat yang sama juga ia melihat seorang perempuan yang bernama anggun sedang presentasi di depan kelas, ya anggun memang selalu menduduki peringkat 1 di kelas. di mulai dari rasa ingin berubah kemudian iapun mulai mendekati si anggun untuk membantukan agar prestasi akademiknya dapat meningkat. segala daya dan upaya terus angga lakukan untuk membujuk si anggun untuk membantunya namun agaknya semua berjalan tak sesuai dengan apa yang angga inginkan, karena sosok si anggun sendiri yang sangat cuek apalagi dengan angga yang terkenal dengan kenakalannya.
   penolakan terus angga dapatkan namun itu semakin membuat semangat angga untuk merayu anggun semakin membesar. di saat jam kosong di pojokan kelas si angga membuat grafiti yang bertuliskan "Anggun". dan setelah itu ia memamerkan hasil karyanya itu ke semua temen sekelas. ia berfikir dengan begitu akan membuat anggun yakin bahwa ia memang benar-benar serius untuk berubah, namun lagi-lagi sikap anggun justru semakin dingin. seperti sekolah-sekolah biasanya di hari senin pasti selalu di adakan upacara bendera, dan semua peserta di wajibkan memakai atribut yang telah di tentukan semisal topi dan dasi. nah pada waktu itu karena mungkin si anggun berangkat agak berburu-buru jadi ia lupa membawa topi, padahal yang atributnya tidak lengkap sebagai konsekuensinya siswa harus berada pada barisan khusus yang sering di cemooh oleh pembina upacara, karena tak ingin si anggun terkena hukuman itu dengan cepat si anggapun menyerahkan topinya ke temenya si anggun untuk di pinjamkan ke anggun. dan setelah upacara selesai semua siswa yang atributnya tidak lengkapun di hukum di tengah lapangan di bawah panasnya terik matahari dan di tonton oleh semua siswa yang lain di teras kelas. tak terkecuali si anggun. ketika ia melihat topi ynag ia pakai tadi ia terkaget karena di balik topi itu ada tulisan "Angga" yang artinya bahwa topi yang ia pakai tadi itu ialah topi si angga, dan anggun langsung melihat si angga yang sedang di hukum di tengah lapangan dengan mata berkaca-kaca. seperti tak percaya bahwa orang yang selama ini ia cuekin justru dengan tulus menolongnya dan rela berkorban untuknya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar