Hari-hari ini jogja cuacanya panas banget, walaupun jarak
yang harus aku tempuh menuju kampus gak terlalu jauh jika di tempuh dengan
sepeda tapi karena panasnya cuaca rasa malas kadang mengajaku untuk bercinta di
dalam kursi duduk ruang tamu sambil nonton tv. Sampai akhirnya aku teringat
kalau kemaren aku baru beli modem baru, akhirnya pandangankupun beralih dari
layar televisi menuju layar notebook yang ada di pangkuanku. Dan seperti
remaja-remaja lainnya gairahku dalam dunia mayapun terobati dengan modem baru
ini. Kalau aku si menggunakan internet untuk membuka akun facebook dan akun
twitterku, kalau yang lainnya sepertinya aku masih males, ya seperti instagram,
line, kakatalk dan lain-lain. Twitter dan facebook aja kadang bikin aku
melupakan segala hal yang sedang aku kerjakan, seperti pada waktu itu ketika
aku lagi masak mie goreng, karena aku berfikir kalau nunggu mie nya mengembang
pasti lumayan lama akhirnya aku tinggalin itu kompor yang masih menyala bersama
mie yang baru aku masak dan aku ke kursi ruang tamu untuk menyibukan diri dengan
notebooku. Akun twitter yang sudah kubuka dan aku lihat ada 2 DM akhirnya
membuatku terpaku dalam suasana obrolan di DM, sambil ketawa-ketawa sendiri
seperti penghuni rumah sakit jiwa akupun mulai mencium bau gosong yang merayap
di bulu hidungku. Awalnya si aku berfikir itu pasti tetangga lagi bakar sampah,
tapi rupanya bau gosong itu mulai menendang-nendang sampai ketenggorokanku
sampai akhirnya aku melihat asap hitam gelap keluar dari dapur. Aku langsung
taruh itu notebook di meja dan melihat apa yang terjadi, ternyata aku telah
terhipnotis oleh sihir kepo-kepoan di DM yang menyebabkan aku melupakan mie
goreng yang sedang aku buat. Setelah aku mati’in itu kompor ,kalian tau gak itu
mie goreng hasilnya kaya apa?. Coba deh kalian beli bubur terus di campur sama
tinta spidol warna item terus di taburi aroma celana dalam yang sebulan belum
belum di cuci, nah seperti itulah hasilnya. Apalagi di tambah dengan asap yang
mengepul, asap kebarakan hutan di riau mungkin belum seberapa di bandingkan
asap hasil mie goreng gosong ini.
Yah itulah
kejadian so sweet yang membuat aku susah move on. Gara-gara kepo-kepoan
berselimut gombalan di DM membuatku melupakan mie goreng yang sedang aku buat. Tapi
dari kejadian itulah akupun bisa mengambil hikmahnya. Dan di hari-hari
berikutnya akupun melanjutkan obrolanku di DM dengan seorang mahasiswi yang aku
kenal dari Twitter itu. Nama lengkap dia itu panjang jadi sebut saja dia itu
silvi biar kelihatan keren. Tapi kalau dilihat dari foto-fotonya di akun
twitternya sih lumayan juga. Dan si silvi ini adalah mahasiswi UGM semester 3
jurusan ilmu politik. walaupun dia sudah semester 3 tapi dia kelahiran februari 1996, sedangkan aku semester 1 tapi kelahiran 1995.
Jadi aku sempat berfikir jangan-jangan antara aku dan dia itu mungkin mahasiswa
yang tertukar, harusnya dia yang semester 1 terus aku yang semester 3. Satu bulan
sudah obrolan kita berjalan dengan
kancar, tapi sampai saat ini kita belum pernah bertemu secara langsung,
sampai akhirnya dia ngajak ketemuan.
Hari rabu
minggu depan kamu ada kuliah gak (Tanya dia di DM)
Hari rabu
aku full dari pagi sampe sore, kenapa ? (jawabku sambil nanya balik)
Di UGM
ada acara “mata najwa” , pingin nonton gak ? (jawab dia)
Wah keren
tuh, coba deh ntar aku fikir-fikir dulu (jawabku dalam kebimbangan)
BROSUR ACARA MATA NAJWA
3 hari
sebelum hari rabu yaitu hari minggu aku berfikir keras untuk menentukan pilihan
berat ini. Apakah milih masuk kuliah karena hari rabu memang jadwalnya ada 3
mata kuliah. Atau milih nonton mata najwa bersama si silvi yang belum pernah
ketemu secara langsung. Karena di tweet-tweet yang pernah aku lihat itu ada
kata bijak yang bebunyi “hidup itu pilihan, dan setiap pilihan pasti ada
resikonya, dan di balik resiko yang besar terselip pelajaran hidup yang indah”.
Berpatokan dari kata-kata bijak itu akhirnya aku memilih untuk tidak masuk
kuliah di hari rabu dan berniat untuk bertemu secara langsung dengan si silvi
untuk pertama kalinya. Dan pada ke’esokan harinya yaitu pada hari senin akupun
DM si silvi.
Hari rabu
gimana, jadi gak ? (tanyaku ke dia)
Yah kamu
kok baru sekarang bilangnya, kalau mau nonton mata najwa itu harus daftar sama
panitianya dulu dari kemaren-kemaren (jawab dia )
Terus gimana
? (sautku dengan hati yang kecewa)
ya sekarang pendaftaran penonton
sudah di tutup ,besok tinggal penukaran tiketnya (jawab dia )
karena
niatku sudah bulat untuk memilih agar bisa bertemu secara langsung dengan si
silvi akhirnya pada hari rabu pagi-pagi sekali aku mulai berfikir keras gimana
supaya bisa masuk ke ruangan tempat acara mata najwa itu. Dalam perjalan menuju
UGM waktu itu aku terus berfikir keras untuk merencanakan sesuatu agar bisa
masuk tanpa menggunakan tiket. Sesampainya di GSP UGM, tempat di adakanya acara
mata najwa disitu aku mulai mengelilingi gedung itu. Dalam keramaian aku terus
berfikir sambil mondar mandir nyari celah demi bisa masuk ke dalam ruangan
tempat di gelarnya acara mata najwa tersebut. Sampai akhirnya aku mulai putus
asa dan berjalan menuju ke toilet. Di salam toilet aku mencuci muka sambil
bercermin dan ngomong sama diri sendiri (hidup itu pilihan, dan setiap pilihan
pasti ada resikonya, dan di balik resiko yang besar terselip pelajaran hidup
yang indah). Dengan rasa putus asa akupun berjalan keluar dan berfikir untuk
pulang saja. Belum juga aku melewati pintu toilet aku melihat baju putih
bertulisakan “ mata najwa dalam memperingati hari anti korupsi” dan di bagian belakang
baju itu bertuliskan “crew”. Aku lirik kanan kiri dan aku ambil baju putih tak
berdosa itu dengan penuh kehati-hatian yang kemudian aku selipkan baju itu di
jaket yang aku pakai saat itu.
Berjalan
agak cepat aku menjauh dari toilet itu, dan aku berdoa semoga di toilet tadi
tidak ada camera tersembunyi. Sesampainya di luar aku melihat antrian panjang
yang ternyata adalah para calon penonton yang sedang menunggu untuk masuk ke
dalam ruangan tempat di gelarnya acara mata najwa. Dan alangkah kagetnya dari
dalam tiba-tiba keluar rombongan orang yang berseragam sama dengan baju yang
aku ambil dari toilet tadi. Dan ternyata rombongan itu adalah panitia dalam
acara mata najwa tersebut. Tanpa berfikir panjang akupun mencari tempat yang
aman untuk memakai baju yang aku ambil di toilet tadi yang ternyata adalah baju
panitia itu untuk aku pakai. Selesai aku pakai dan dengan memasang muka gagahku
sambil berjalan tegap aku berjalan
menuju pintu masuk tempat berkumpulnya para rombongan panitia tadi. Disitulah bakat
terpendamku dalam berakting di mulai. Seolah bersikap sok sibuk akupun mulai
membantu panitia untuk membagikan buku saku tentang korupsi dan satu topeng
tikus yang di berikan kepada satu persatu penonton yang sudah mengantri. Setelah
semua penonton sudah masuk ke dalam ruangan, dari belakang aku berjalan
mengikuti penonton yang masuk terakhir menuju ruangan di gelarnya acara mata
najwa tersebut.
Tarikan
nafas dalam-dalam dan dengan rasa lega akhirnya aku sampai di dalam ruangan
tempat di gelarnya acara mata najwa tersebut. Setelah duduk di salah satu kursi
di tribun atas akupun memakai jaket supaya tidak ada yang mengetahui kalau aku
adalah panitia gadungan.
Di dalam suasana yang ramai aku tiba-tiba teringat pada si
silvi dan akupun langsung membuka notebook dan untungnya di dalam ada fasilitas
Wifi gratis yang membuat aku bisa membuka akun twitterku. Dengan harap-harap
cemas akupun DM si silvi.
Aku sekarang
di dalam GSP, aku di tribun atas (DM ku ke dia 3 kali berturut-turut karena
tidak ada balasan)
Sampai akhirnya
keajaiban datang, di DM ku yang ke empat harap-harap cemasku terpecahkan oleh
balasan dari si silvi.
Aku juga
di tribun atas, aku di kursi paling depan dekat dengan operator sound sistem
(balas si silvi)
Sama,
aku juga tidak jauh dari operator sound sistem nih, coba kamu berdiri (jawabku
sambil mengarahkan dia untuk berdiri)
Keajaiban
kedua terjadi, sambil menengok kekiri kekanan dan ke belakang aku di kejutkan
dengan satu cwe yang berjarak 3 kursi kosong di sebelah kananku yang tiba-tiba
berdiri. Ketika aku memandang dia dalam diam diapun membalas pandanganku sambil
berkata.
Arief ?
(ucap dia sambil menatapku)
Iya (
jawabku sambil menahan rasa canggung)
Kok kamu
bisa masuk ? (tanya dia )
Bisalah
kan demi ketemu kamu (jawabku dengan gombalan ala anak remaja)
BINTANG TAMU MATA NAJWA
Disitulah
awal pertemuan kami setelah sebulan lebih berkomunikasi melalui twitter. Dan
seperti cwe secara umum si silvipun kalau sudah ngomong gak bisa diem ya gak
beda jauhlah kaya ibu-ibu yang sedang arisan. karena rasa bahagia yang
berkecambuk di hati membuat waktu itu seolah bergerak lebih cepat dari kereta
api di jepang, yang membuat kami tak sadar bahwa acara mata najwa yang kita
tonton sudah berakhir. Dalam perjalanan keluar dari ruangan itu kamipun
melangkah tidak berjauhan. Sesampainya di luar kamipun menyempatkan untuk
berjalan-jalan sambil ngobrol-ngobrol kecil. Sampai akhirnya kami memutuskan
beristirahat sejenak di kantin yang tak jauh dari gelanggang UGM. Gelanggang adalah
suatu lokasi dimana UKM di UGM di tempatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar