Kamis, 26 Maret 2015

Gara-gara Demokrasi (NB : Belum Selesai)



            Pengertian demokrasi menurut setiap orang yang pernah aku tanya itu menyimpulkan dengan definisi yang berbeda-beda namun secara garis besar saya bisa menyimpulkan bahwa demokrasi ialah suatu sistem dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Pengertian Demokrasi
Secara istilah, demokrasi berasal dari bahasa Yunani "Demos" yang berarti rakyat dan"kratein" yang berarti pemerintahan. Sehingga dapat diartikan sebagai "sistem pemerintahan yang dipegang oleh rakyat atau rakyat diikut sertakan dalam sistem pemerintahan negara, sehingga sistem tersebut yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Sedangkan demokrasi menurut para ahli adalah :
Abraham Lincoln Demokrasi adalah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Charles Costello Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak perorangan warga negara.
John L. Esposito Demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat. Oleh karenanya, semuanya berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja lembaga resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas antara unsur eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
Benyamin FranklinDemokrasi adalah sebuah tatanan Negara/ pemerintahan yang bersumber dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan saya yang berjudul Demokrasi Kondom. Kemudian di awal tulisan yang saya beri judul “Gara-gara Demokrasi” ini saya akan memberikan satu pendapat tentang Demokrasi dari seorang tokoh Filsafat Yunani yang namanya sudah sering kita dengar, ia adalah murid dari Socrates (470 Sebelum Masehi sampai 399 Sebelum Masehi) seorang filosof yang mengembangkan filsafat pada zaman Yunani yang begitu ramai di bicarakan  dan dipersoalkan sepanjang sejarah filsafat. Murid tersebut ialah Plato (428 Sebelum Masehi sampai 348 Sebelum Masehi), dalam berfilsafat ia menggunakan tradisi dialog seperti halnya yang dilakukan oleh gurunya yaitu Socrates. Plato meneruskan keaktifan Socrates dengan mengarang dialog-dialog, seperti gurunya, ia tidak mengenal lelah dalam mengadakan dialog dengan lawan bicaranya. Plato memilih dialog karena ia berkeyakinan bahwa filsafat pada intinya tidak lain daripada suatu dialog. Berfilsafat berarti mencari kebijaksanaan atau kebenaran, dan oleh karena itu dapat dimengerti bahwa mencari kebenaran itu sebaiknya dilakukan bersama-sama dalam suatu dialog. Dalam suatu dialog yang pernah di ungkapkannya, ia pernah berpendapat tentang Demokrasi. Menurut Plato, Demokrasi bukan pilihan terbaik karena selalu ada pergumulan para politisi yang punya kepentingan masing-masing. Dalam kritikannya tersebut kemudian ia lebih menganjurkan untuk lebih memilih sistem pemerintahan “Aristokrasi” yang dikomandoi oleh Philosopher Leader, yaitu orang yang bijak dan mendapat kesempatan memilih pemimpin yang naik ke tampuk kekuasaan kakuasaan karena ilmu dan kearifannya. Bukan karena kendaraan politik partainya.
            Bicara tentang Demokrasi, memang sudah menjadi rahasia umum bahwa Demokrasi merupakan pilihan terbaik dari semua yang buruk. Maka sistem ini pulalah pada akhirnya memberikan suatu kelebihan dan kekurangan. Berikut ini saya akan mencoba menjelaskan tentang apa saja kekurangan dan kelebihan sistem Demokrasi ini, di antaranya sebagai berikut :
Kelebihan :

Kekurangan :
1.      Benturan Logika

Saya artikan benturan logika karena saya menemukan ada sesuatu yang harusnya terbuka untuk umum tapi justru di tutup-tutupi dan sebaliknya sesuatu yang harus ditutup justru di umbar. Saya ambil contoh pertama dalam suatu proyek yang menggunakan uang rakyat, disitu keterbukaan anggaran harusnya menjadi keniscahyaan namun faktanya justru secara masif dan sistematis proses itu tak jarang di tutup-tutupi. Kedua dalam mekanisme pemilihan pemimpin, baik itu kepala desa, bupati, gubernur, DPR sampai Presiden, dalam proses penggunaan hak suara disitu justru ditutup-tutupi. Padahal timbulnya permasalahan adalah disitu, yaitu timbulnya rasa curiga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar