Menikah adalah dambaan setiap insan yang ingin meneladani
kehidupan Rasulullah SAW. Begitu pentingnya menikah, Nabi Muhammad sampai
berpesan kepada kita dalam salah satu sabdanya :
“
Menikah adalah sunnahku, barang siapa tidak mengamalkan sunnahku berarti bukan
dari golonganku. Hendaklah kalian menikah, sungguh dengan jumlah kalian aku
akan berbanyak-banyakan umat. Siapa memiliki kemampuan harta hendaklah menikah,
dan siapa yang tidak hendaknya berpuasa karena puasa itu merupakan tameng.” (HR
Ibnu Majah)
Syaikhul
Jihad Abdullah Azzam menasihatkan,
“Belum
dikatakan berbuat baik kepada Islam, orang yang belum berbuat baik dan berbakti
kepada kedua orang tuanya.”
Saudaraku, sakinah bukanlah
gemilang harta yang terupaya dari segala usaha. Sakinah bukanlah kisah kasih
suami istri yang terjalin mesra tanpa peduli sekeliling. Sakinah juga bukan
sekadar nyaman dengan segala kecukupan. Tenang dengan kemewahan, menang dengan
kejayaan, jemawa dengan aneka perabotan. Bukan !!!
Hubungan
suami istri harus atas dasar saling membutuhkan, seperti halnya pakaian dan
yang memakainya.
Orang
lemah yang optimis lebih baik dari pada orang mampu namun pesimis. Optimis
terkadang mengubah kelemahan menjadi sebuah kekuatan.
Karena,
salah satu ciri keluarga harmonis adalah adanya komunikasi yang intens dalam
keluarga.
Ada
kata dalam perbuatan, ada keteladanan dalam amal, ada pembelajaran dan saling
mengajarkan.
Memilih
merupakan awal yang bagus dari kepuasan dan ketenteraman hati. Salah dan
gegabah dalam memilih adalah awal yang bagus dalam menciptakan masalah.
Sekedar
perasaan mantap saja merupakan penuntun kepada galau dan pedih perih perasaan
saat harus mengalami terpaan masalah karena menjatuhkan pilihan tanpa tuntunan
ilmu.
“seseorang
tergantung agama teman dekatnya, maka lihatlah siapa yang kalian jadikan teman
dekat. “( HR Ahmad dan Al Hakim)
Wahai
pemuda !!! bila di antara kamu sudah mampu untuk menikah, hendaklah ia menikah
karena mata akan lebih terjada; kemaluan akan lebih terpelihara. “ (HR Bukhari
dan Muslim)
Domain
kita adalah berusaha, domain Tuhan adalah menentukan hasilnya, jadi jangan
berharap menghasilkan kalau belum berusaha.
Ilmu
ibarat cahaya ketika kita di dalam kegelapan
Mencintai berarti menginspirasi, melejitkan potensi,
meningkatkan kualitas diri, membuat hidup lebih terarah, ibadah tambah gairah,
bekerja semakin mengasyikan, bahkan bercandapun berbuah pahala yang manis
rasanya. Inilah cinta sejati inspirasi surgawi.
Orang-orang
barat akan maju manakala mereka meninggalkan kitab sucinya, tetapi umat islam
justru akan mundur manakala meninggalkan kitab sucinya (Hassan Al-Banna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar