Ya ini
adalah salah satu percakapan dalam sebuah wawancara pada tahun 1929, yang
isinya adalah sebagai berikut :
George :
Sejauh mana Anda dipengaruhi oleh Agama Kristen?
AlbertEinstein : Sedari kecil saya menerima
pelajaran dari kedua kitab tersebut, dari injil dan Talmid. Saya memang orang Yahudi, tetapi
saya terpesona pada figur-figur orang-orang
Nazareth yang berkilauan.
George : sudahkah Anda membaca buku
Emil Ludwig tentang Yesus?
Albert
Einstein : Yesus-nya Emil Ludwig terlalu
dangkal. Sosok Yesus itu terlalu kolosial untuk pena penulis, bagaimanapun
indahnya ia. Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menggambarkan Kristianitas
dengan kata yang indah !!!
George : Jadi Anda menerima eksistensi
Yesus yang menyejarah?
AlbertEinstein : Tak diragukan lagi, tak seorang pun yang dapat membaca Gospel
(Injil) tanpa merasakan kehadiran Yesus yang nyata. Kepribadiannya berdegup
dalam tiap kata. Tidak ada mitos yang berisi dengan kehidupan semacam itu.”
Sumber : (G.S.
Viereck, “What Life Means to Einstein,” Saturday Evening Post, 26 oktober 1929;
Schlagschatten, Sechusundzwanzig Schicksalsfragen an Grosse der Zeit
(Vogt-Schild, Solothurn, 1930) hlm. 60
Tidak ada komentar:
Posting Komentar