Yogyakarta
adalah satu-satunya daerah di Indonesia dengan predikat Istemewa. Dan tentu
saja predikat keistimewaan itu bisa di lihat dari daerah ataupun orangnya atau
masyarakatnya seperti yang ada dalam liriknya lagu “Jogja Istimewa” yang di
ciptakan oleh Jogja HipHop Foundation yaitu “Jogja jogja, jogja istimewa,
istimewa negerinya istimewa orangnya. Dan salah satu dari keistimewaan kota
Yogyakarta adalah dengan julukannya sebagai Kota Pelajar. Dan jika berbicara
tentang pelajar itu tidak bisa dilepaskan dengan membaca. Dan ketika
membicarakan tentang membaca yang tersirat dalam benak adalah perpustakan.
Di
dalam tulisan ini penulis akan menceritakan tentang sebuah ide yang muncul
secara spontan di dalam perpustakan Kota Yogyakarta yang berada di Jl. Suroto
No.9 Kotabaru, Yogyakarta. Hari itu tepatnya hari minggu 20 September 2015. Ya
perpustakaan kota yang letaknya tak jauh dari toko buku Gramedia ini memang
buka seminggu full. Dan untuk fasilitas sendiri sudah termasuk paling baik.
Bukan hanya sekedar menyediakan bermacam-macam buku, tapi juga ada fasilitas
free Wifi, Kantin, ruangan baca khusus anak-anak dll.
Tepatnya
sabtu malam tanggal 19 september 2015, penulis mendapat telvon dari pihak
perpustakaan untuk bisa hadir dalam diskusi yang akan di adakan oleh pihak
perpustakaan kota. Pada awalnya saya sendiri heran kenapa saya da suruh datang
mengikuti diskusi, sementara saya sendiri tidak tahu diskusi apa yang akan
dilakukan pihak perpustakaan sehingga harus meminta saya untuk hadir. Dan untuk
menjawab keheranan saya itu, minggu pagi tepat pukul 08.00 saya sampai di
perpustakaan sesuai dengan apa yang di minta oleh pihak perpus. Di pintu masuk
perpustakaan saya menemui mas adit bagian receptionis. Belum juga saya
menanyakan tentang kenapa pihak perpustakaan memanggil saya , mas adit langsung
berkata “Sudah di tunggu di ruang diskusi mas”. Dengan wajah masih kebingungan
saya langsung menuju ke ruang diskusi. Sampai di dalam ternyata di situ sudah
di tunggu oleh beberapa staf dari pihak perpustakaan. Dan setelah di
persilahkan duduk, Pak edi staf arsip perpustakaan kota yogyakarta yang sedang
memimpin rapat diskusi langsung berkata. “Selamat datang mas arif, begini mas
arif, kami sengaja melakukan diskusi disini dan secara khusus mengundang mas
arif datang karena ini sebagai bentuk pertanggung jawaban pihak perpustakaan
pihak perpustakaan atas kritik dan saran yang pernah di tulis mas arif kepada
pihak perpustakaan yaitu dimana mas arif meminta di buat tempat ruangan khusus
untuk diskusi, belajar kelompok, seminar yang disitu di sediakan proyektor. Dan
disitu mas arif juga memberikan saran agar menggunakan salah satu sudut di
lantai 2 yang terlihat kurang bermanfaat untuk di jadikan tempat itu.
Mendapat
penjelasan panjang lebar dari Pak Edi akhirnya saya baru sadar ternyata ini
bentuk apresiasi dari pihak perpustakaan yogyakarta atas kritik dan saran yang
pernah saya tulis dan saya masukan di dalam kotak kritik dan saran yang ada di
pintu masuk perpustakaan. Walaupun saya masih tidak menyangka kalau kritik dan
saran yang pernah saya tulis itu bakal di apresiasi seperti ini, karena waktu
itu saya sendiri menulis kritik dan saran itu dalam keadaan masih marah karena
saya masih membuat tugas di salah satu meja di lantai 1 ,tepat di sebelah saya
ada sekelompok anak berseragam SMA yang nampaknya sedang kerja kelompok tapi
dengan suara yang keras yang membuat orang-orang disekitarnya menjadi
terganggu, sampai akhirnya saya harus pindah ke lantai 2. Dan saya melihat di
satu sudut di lantai 2 terlihat sangat kurang terpakai karena ruangannya
sendiri cukup luas tapi hanya di pakai untuk ruangan baca anak-anak dan
beberapa meja untuk membaca. Dari situlah terbesit untuk memberi kritik dan
saran itu.
Kembali
ke dalam ruangan diskusi, Mbak mega staf bendahara perpustakaan berkata: Begini
mas arif, sebenarnya kritik dan saran mas arif itu sudah di diskusikan oleh
pihak perpustakaan sejak lama, dan alhamdulilah proposal dari pihak
perpustakaan pun sudah selesai, nah disini kami dari pihak perpustakaan
mengundang mas arif sebagai orang yang sudah memberikan saran ini untuk
memberikan nama untuk ruangan ini, dari pihak perpustakaan sendiri memberikan 3
pilihan yaitu:
1.
Ruang Diskusi pelajar
2.
Ruang Diskusi Perpustakaan
3.
Ruang Diskusi
Nah sebagai bentuk apresiasi kami
dari pihak perpustakaan memberikan hak preogatif untuk kepada mas arif untuk
memilih dari ketika nama tersebut (lanjut mba mega)
Di
ruangan itu saya belum bicara sepatah kata, tapi entah kenapa saya sudah di
berikan hak preogatif seperti itu. menarik nafas dalam-dalam saya mencoba
menjawab pertanyaan itu.
“Sebelumnya
saya mengucapkan terimakasih atas apresiasinya, nah untuk pertanyaan itu
sendiri semisal saya memberikan nama lain kira-kira boleh tidak ya? (saya
ajukan pertanyaan sambil menatap wajah mba mega)
Silahkan
boleh mas (saut pak edi)
Owh,
yaudah monggo mas (sambung mba mega)
“semisal
ruangan itu diberi nama Raisa gimana? “
Belum
juga saya menjelaskan tapi ruangan diskusi yang sebelumnya berjalan tenang
tiba-tiba langsung riuh dengan tawa. Saya sendiri jadi agak canggung, sampai
akhirnya saya kembali melanjutkan pembicaraan.
“begini
Pak/Bu , dalam 3 nama yang di ajukan tadi kurang enak di dengar, pertama Ruang
Diskusi Pelajar, kata pelajar seolah-olah hanya di tujukan untuk pelajar saja.
Kedua, Ruang Diskusi Perpustakaan, di situ kata perpustakaan terlihat umum.
Ketiga, Ruang Diskusi, itu malah lebih monoton. Jadi saya mengajukan agar
ruangan itu diberi nama RAISA yang artinya Ruang Diskusi Bersama.
Lagi-lagi
ruang diskusi yang sudah tenang langsung riuh dengan tawa riya. Dan sampai
akhirnya baik Pak Edi maupun Mbak mega serta semua staf setuju dengan ide yang
saya berikan itu.
Walaupun namanya RAISA terdengar
aneh karena saya sendiri mendapat ide itu setelah teringat dengan sosok Raisa
seorang penyanyi Jazz yang fotonya saya jadikan foto sampul saat diskusi sedang
berjalan.
Begitulah cerita di balik
terbentuknya ruang RAISA yang sampai sekarang terus di pakai oleh para
pengunjung perpustakaan Kota Yogyakarta, bahkan hampir setiap hari ruangan itu
hampir tidak ada jeda untuk di pakai baik oleh pelajar, mahasiswa, dan
pengunjung dari organisasi umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar