Dalam
al-Munqidz, al-Ghazali menjelaskan suatu sisi dari epistemologinya, yang bisa
diringkaskan sebagai berikut:
Manusia
dilahirkan dalam keadaan kosong dari ilmu pengetahuan tentang segala macam yang
wujud. Mula-mula Tuhan ciptakan di dalam dirinya kekuatan indera untuk
memperoleh pengetahuan yang bisa di capainya dengan indera tersebut. Dalam fase
kedua, diciptakan pula oleh Tuhan kekuatan “tamyiz”, yaitu kemampuan untuk
membeda-bedakan, sehingga manusia bisa memperoleh pengetahuan yang lebih dari
pengetahuan yang bisa di capai indera. Selanjutnya, dalam fase ketiga, manusia
diberi Tuhan akal yang berkemampuan untuk memberikan kepada manusia
pengetahuan-pengetahuan yang tak bisa diperoleh dalm fase-fase sebelumnya. Dan
sesudah fase ini, manusia di beri pula oleh Tuhan suatu potensi lewat mata
hatinya untuk bisa mengetahui hal-hal yang tak bisa dicapai oleh akal atau
dalam fase-fase sebelumnya. Fase inilah yang disebut al-nubuwwah (kenabian).
hal 128
Tidak ada komentar:
Posting Komentar