Penulis
berpesan kepada para pemuda agar meninggalkan sikap memberat-beratkan diri dan
berlebih-lebihan dalam beragama. Usahakanlah tetap berada pada posisi tengah
dan membuat kemudahan-kemudahan, khususnya terhadap masyarakat umum yang hanya
mampu menjalankan agama sebatas kemampuan orang-orang awam karena mereka
berbeda dengan kalangan khusus (ahli wara’ dan takwa). Memang di anjurkan agar
seorang mengambil sesuatu atau sejumlah masalah dengan ekstra hati-hati dan
paling aman. Akan tetapi, terus menerus bersikap ketat dan meninggalkan
kemudahan-kemudahan akan membuat agama ini terkesan sebagai “kumpulan hal-hal
sulit yang menuntut kehati-hatian”, dan yang menonjol adalah aspek-aspek yang
berat dan sulit. Padahal Allah menghendaki kemudahan dan keluasan terhadap
hamba-hamba-Nya.
Orang yang
mau merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an dan As-sunnah serta petunjuk para sahabat
niscahya akan menemui bahwa teks-teks itu mengajak kita untuk membuat kemudahan
dan membuang hal-hal yang memberatkan serta menjauhkan diri dari sikap
mempersukar hamba Allah. Hendaklah kita
mau merenungi ayat-ayat berikut:
1.
“Allah menghendaki
kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”. (al-Baqarah : 185)
2.
“Allah tidak hendak
menyulitkanmu, tetapi Dia hendak membersihkanmu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu... (Al-Maidah : 6)
3.
“Allah hendak memberikan
keringanan kepadamu dan manusia di jadikan bersifat lemah”. (an-Nisa’ :28)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar