Senin, 03 Agustus 2015

Sejarah Kepercayaan di Nusantara

Mungkin banyak di kalangan masyarakat Indonesia sudah tidak lagi mengetahui bahwa sebelum agama-agama “resmi ” (agama yang diakui seperti Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu dan Buddha, kemudian kini Konghucu, masuk ke Nusantara atau Indonesia
Bahwa di setiap daerah telah ada agama-agama atau kepercayaan asli, seperti
- Sunda Wiwitan yang dipeluk oleh masyarakat Sunda di Kanekes, Lebak, Banten;
- Sunda Wiwitan aliran Madrais, juga dikenal sebagai agama Cigugur (dan ada beberapa penamaan lain) di Cigugur, Kuningan, Jawa Barat;
- agama Buhun di Jawa Barat; Kejawen di Jawa Tengah dan Jawa Timur;
- agama Parmalim, agama asli Batak;
- agama Kaharingan di Kalimantan;
- kepercayaan Tonaas Walian di Minahasa, Sulawesi Utara;
- Tolottang di Sulawesi Selatan; Wetu Telu di Lombok; Naurus di Pulau Seram di Propinsi Maluku, dll.
Didalam Negara Republik Indonesia, agama - agama yang ada di Nusantara tersebut di degradasi sebagai ajaran animisme, penyembah berhala / batu atau hanya sebagai aliran kepercayaan.
Hingga kini, tak satu pun agama-agama dan kepercayaan asli Nusantara yang diakui diIndonesia sebagai agama dengan hak-hak untuk dicantumkan di KTP, Akta Kelahiran, pencatatan perkawinan di Kantor Catatan Sipil ,dsb. Seiring dengan berjalannya waktu dan zaman, Agama Asli Nusantara semakin punah dan menghilang, kalaupun ada yang menganutnya, biasanya berada didaerah pedalaman seperti contohnya pedalaman Sumatra dan pedalaman Irian Jaya.
Ada lagi yang belum teridentifikasi tentang kepercayaan apa yang membentuk Situs Gunung padang yang lebih besar dari Borobudur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar